23:14

Kisah Aneh Tukang Sol Sepatu Menjadi Haji Mabrur Tanpa Menunaikan Ibadah Haji


Adapun kisah aneh ini dialami oleh Sa’id Ibnu Muhafah, seorang tukang Sol sepatu yang mendapatkan pahala haji mabrur, padahal ia tidak haji. 

Kisah Aneh Tukang Sol Sepatu Menjadi Haji Mabrur Tanpa Menunaikan Ibadah Haji

Konon, pada suatu ketika Hasan Al-Basyri menunaikan ibadah haji. Pada saat beliau sedang istirahat, beliau bermimpi. 

Kemudian di dalam mimpinya beliau melihat dua Malaikat sedang membicarakan sesuatu.
“Rasannya orang yang menunaikan haji tahun ini, banyak sekali” Komentar salah satu Malaikat.
“Betul,” Jawab yang lainya.
“Berapa kira – kira jumlah keseluruhan?”
“Tujuh ratus ribu”
“Pantas”
“Eh, kamu tahu nggak, dari jumlah tersebut berapa kira – kira yang mabrur”, Selidik Malaikat yang mengetahui jumlah orang – orang haji tahun itu.
“Wah, itu sih urusan Allah”
“Dari jumlah itu, tak satu pun yang mendapatkan haji Mabrur”
“Kenapa?”
“Macam – macam, ada yang karena riya, ada yang tetangganya lebih memerlukan uang tapi tidak dibantu dan dia malah haji, ada yang hajinya sudah berkali kali, sementara masih banyak orang yang tidak mampu, dan berbagai sebab lainnya.”
“Terus?”
“Tapi Masih ada, orang yang mendapatkan Pahala haji mabrur tahun ini”
“Lho, katanya tidak ada?”
“Ya, karena orangnya tidak naik haji”
“Kok bisa”
“Begitulah”
“Siapa orang tersebut?”
“Sa’id bin Muhafah, tukang sol sepatu di kota Damsyiq.”
Mendengar ucapan itu, Hasan Al-Basyri langsung terbangun. Sepulang dari Makkah, ia tidak langsung ke Mesir, Tapi langsung menuju kota Damsyiq (Syiria). Sesampai di sana ia langsung mencari tukang sol sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya. Hampir semua tukang sol sepatu ditanya, apa memang ada tukang sol sepatu yang namanya Sa’id bin Muhafah.
“Ada, di tepi kota” Jawab salah seorang sol sepatu sambil menunjukkan arahnya. Sesampai disana Hasan Al-Basyri menemukan tukang sepatu yang berpakaian lusuh.
“Benarkah anda bernama Sa’id bin Muhafah?” tanya Hasan Al-Basyri.
“Betul, kenapa?”
Sejenak Hasan Al-Basyri kebingungan, dari mana ia memulai pertanyaannya, akhirnya ia pun menceritakan perihal mimpinya. 
“Sekarang saya tanya, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji mabrur, barang kali mimpi itu benar” selidik Hasan Al-Basyri sambil mengakhiri ceritanya.
“Saya sendiri tidak tahu, yang pasti sejak puluhan tahun yang lalu saya memang sangat rindu Makkah, untuk menunaikan ibadah haji. Mulai saat itu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu. Sedikit demi sedikit saya kumpulkan. Dan pada tahun ini biaya itu sebenarnya telah terkumpul”
“Tapi anda tidak berangkat haji”
“Benar”
“Kenapa?”
“Waktu saya hendak berangkat ternyata istri saya hamil, dan saat itu dia ngidam berat”
“Terus?”
“Ngidamnya aneh, saya disuruh membelikan daging yang dia cium, saya cari sumber daging itu, ternyata berasal dari gubuk yang hampir runtuh, di situ ada seorang janda dan enam anaknya. Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin daging yang ia masak, meskipun secuil. Ia bilang tidak boleh, hingga saya bilang bahwa dijual berapa pun akan saya beli, dia tetap mengelak.
Akhirnya saya tanya kenapa?.. 
“daging ini halal untuk kami dan haram untuk tuan” katanya.
“Kenapa?” tanyaku lagi.
“Karena daging ini adalah bangkai keledai, bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya tentulah kami akan mati kelaparan,” jawabnya sambil menahan air mata.

Mendengar ucapan tersebut, spontan saya menangis, lalu saya pulang. Saya ceritakan kejadian itu pada istriku, dia pun menangis, akhirnya uang bekal hajiku kuberikan semuanya untuk dia.

Mendengar cerita tersebut Hasan Al-Basyripun tak bisa menahan air mata.
Kalau begitu engkau memang patut mendapatkannya” Ucapnya.
Adapun kisah ini diceritakan oleh Imam dan Khotib Masjid Rohmah, Cairo Egypt. Sementara shahih tidaknya tidak disebutkan. Meskipun demikian kisah ini perlu menjadi renungan untuk kita semua.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...